OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, tengah mengembangkan alat kecerdasan buatan (AI) baru yang dapat meniru suara manusia dengan akurat. Simak kehebatannya.
Generator suara AI yang dikembangkan ini memiliki berbagai potensi penerapan, termasuk untuk layanan aksesibilitas, namun juga dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai misinformasi dan bentuk penyalahgunaan lainnya.
Dalam pengetesan tersebut, Voice Engine menggunakan sampel bunyi berdurasi 15 detik dari seseorang nan kemudian bakal AI hasilkan replika bunyi nan dapat berbincang dalam beberapa bahasa lain.
Dalam postingan nan menyertakan contoh klip audio manusia nan membaca bagian tentang persahabatan, di samping audio nan dihasilkan AI nan terdengar seperti orang nan sama membaca bagian nan sama dalam bahasa Spanyol, Mandarin, Jerman, Prancis, dan Jepang.
Pada setiap sampel nan dihasilkan oleh AI, terdengar dari mulai nada dan aksen pembicara aslinya tetap dipertahankan sama persis oleh Voice Engine.
OpenAI menjelaskan AI teks-ke-suara ini bermaksud untuk membantu penerjemahan, support membaca untuk anak-anak, alias membantu orang nan kehilangan keahlian berbicara.
Namun banyak juga pihak kontra terhadap peluncuran Voice Engine ini, karena menurutnya AI seperti ini dapat memicu terciptanya disinformasi dan mempermudah terjadinya penipuan bunyi (Voice Phising).
OpenAI dalam keterangannya menyebut saat ini Voice Engine hanya digunakan oleh sekelompok mini mitra terpercaya, termasuk perusahaan teknologi, pendidikan, dan kesehatan.