"Kemarin, Presiden Prancis Emmanuel Macron. Sebelumnya, Presiden Cina Xi Jinping telepon, sebelumnya Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, sebelumnya Kanselir Jerman Olaf Scholz. Semuanya sama, bingung menyelesaikan persoalan yang kita alami bersama," kata Jokowi dikutip dari YouTube Setpres, Jumat (25/3/2022).
Persoalan-persoalan yang dimaksud di antaranya kelangkaan energi, kelangkaan kontainer, kenaikan harga pangan, hingga masalah perekonomian ekonomi.
Kepala Negara menyebut semua kesulitan tersebut dialami seluruh dunia akibat pandemi Covid-19, disrupsi ekonomi, dan ditambah perang. "Semuanya jadi tidak pasti dan tidak bisa dihitung dengan angka yang pasti," ujarnya. Lebih jauh, terkait kenaikan harga dan kelangkaan energi, Jokowi menyebut harga minyak mentah yang dulunya hanya US$50-60 per barel, kini naik menjadi US$118 per barel atau dua kali lipat.
Akhirnya, kelangkaan energi berdampak pada kenaikan harga BBM hingga dua kali lipat di negara yang tidak memberi subsidi. Pada saat yang sama, harga pangan juga terseret naik seperti gandum karena perang Rusia dan Ukraina. Jokowi juga mengingatkan dampak buruk akibat kelangkaan kontainer. "Kalau kontainer langka, distribusi terganggu, sehingga ongkosnya jadi naik. Beban barang itu juga akan naik dan akhirnya konsumen membeli lebih mahal. Kita semua harus mengerti hal ini," tuturnya. Untuk itu, Jokowi menyatakan Indonesia harus mampu mensiasati semua persoalan itu dengan memperkuat perekonomian negara. "Salah satunya dengan memiliki keinginan yang sama untuk memiliki dan bangga produk buatan dalam negeri," ungkapnya.